Hai
"Hai." Sapamu malam itu. "Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tak pernah saling sapa, bahkan sekedar 'hai' saja sudah tidak pernah lagi kudengar lima bulan ini. Mungkin, kau sudah terlalu sibuk dengan hal-hal lain yang mumbuatmu lupa denganku atau apa kau sudah lupa?" Kataku melalui sebuah pesan yang menurutku sangat tak singkat ini. "Apakah Jogja masih selembut dahulu, meninabobokkan hatiku dengan sentuhan lembut angin sorenya? Apakah Jogja masih semanis gudeg yang selalu menghadirkan banyak hal manis yang sulit terlupakan? Apakah Jogja manis seramah dahulu, menyapaku dengan senyum maha ramahnya? Ah Jogja, kota lembut selembut hatimu, kota manis semanis senyummu, kota ramah seramah sapaanmu." Lalu di seberang sana, kau tersenyum, "Aku sangat baik-baik saja." "Masih di Jogja?" * sending failed * Surabaya, 25 Maret 2013