amplop biru

Science,
Felia Rahmawati, 01-018-090-7, nilai: 100….
"Yes !!" aku berucap dalam hati. Teman-teman merubungiku, mereka bertanya bagaimana cara beljarku. Aku hanya tersenyum sambil menjawab pertanyaan mereka dengan sungkan. "Aku hanya membaca dan menghafal, itu saja!" jawabku sambil berlalu.
Aku berlari supaya aku cepat bertemu Ibu. Aku bangga, senang dengan kemampuanku sendiri. Walaupun, yach, teman-teman kebanyakan mendapat nilai dibawah 78. Thanks god!
***
Pagi ini rata-rata temanku memberiku selamat atas nilai tertinggiku kemarin. Aku hanya tersenyum. Mereka juga masih menayakan bagaimana cara belajarku, dan aku juga hanya menjawab seperti kemarin, juga sambil berlalu.
Sampai dikelas, tanganku menyentuh sesuatu dilaci meja. Aku mengeluarkannya. Sebuah amplop biru. Aku membukanya sambil bergetar.
"untuk seorang perempuan bernama Felia.
Apakah nilai lebih bisa membuat kita goleh menjadi sombong ? Dengan keras aku menjawab : Tidak sama sekali."
Tnpa nama pengirim, Aku mendesah, aku sedikit tersinggung dengan kata-kata itu. Dia hanya iri denganku.
***
"untuk seorang bernama Felia
Ku kira kebanggan itu hanya milik Allah, dan selamanya akan menjadi milik Allah".
Kembali ku temukan amplop biru itu. Aku mengeluh apa salah aku mendapatkan nilai tertinggi ? Ah tidak! Siapapun dia, pasti orang itu hanya iri padaku.
Aku menceritakan semua ini pada teman dekatku. Dia Eni, orang yang selalu ada untukku dan memberikan ucapan selamat padaku pertama kali saat scienceku tertinggi. Tapi, apa yang ku lihat ? dia hanya tersenyum sambil sesekali membenati jilbabnya.
"siapapun dia, semoga cepat mendapat hidayah allah. Aku seperti di teror, En!" ucapku setelah kami berdiam cukup lama.
" Yach, mungkin benar. Tapi coba dech ambil hikmahnya, aku lihat akhir-akhir ini kamu juga semakin renggang dengan teman-teman.
Apa kamu takut bodohnya dengan temen-temen ?".
Kata-kata Eni selalu membuatku terdiam cukup lama, sampai akhirnya aku harus kembali ke rumah.
***
" Assalamualaikum…" sapaku pada seorang perempuan yang sedang menyapu halaman. "Eninya ada Bu ?"
" Wa'alaikum salam, ehmbak Ffelia to. Eni sedang keluar, katanya mau membeli peralatan sekolah. Ayo masuk, mbak !" ucapnya ketika melihatku.
" makasih Bu, Felia Cuma mau ngambil buku Bahasa Inggris yang dipinjam Eni. Soalnya besok ada ulangan".
" masuk saja kekamr Eni dan ambil bukunya ! Ibu tidak tau buku itu, mbak !" kata Ibu Eni.
Aku menurut, aku masuk ke kamt Eni yang tidak asing bagiku, dan langsung menuju rak buku Eni yang tertata rapi. Tiba-tiba mataku melihat setumpuk amplop berwarna biru. Aku terkejut. Apakah itu…?
Tnpa menunggu lama, aku mendekatinya. Pada amplop paling atas tertera namaku dan tulisan yang ku rasa belum selesai.
"untuk seorang bernam Felia....
Semoga allah selalu menjaga kita dari "kesombongan”.
Ya Tuhan, dia Eni. Terima kasih teman, tapi kenapa aku tak menyadari tulisan tangan Eni sendiri. Sekali lagi terima kasih, teman.

Postingan populer dari blog ini

Huququl Qorobah (Hak-hak Kerabat/saudara)

Catatan Ramadhan : Adabul Mu'asyaroh (Adab-adab dalam pergaulan)

#Masak : Sushi Lele