Catatan : Jangan Menyerah

Dulu saya pernah pergi ke pantai dengan teman-teman organisasi. Sebuah pantai cantik di tengah Pulau Sempu, Malang. Perjalanan menyeberang ke pulau tersebut dilakukan sore jam 17 sehabis sholat ashar karena memang perjalanan Surabaya Malang yang direncanakan naik komuter, tidak bisa (yang berakhir naik bus dari terminal Bungurasih, sehingga memakan waktu lama).
Kami berjalan.. berjalan.. berjalan. Yang tahu medan hanya dua orang, pendaki asli (bukan seperti kami, hehe). Mereka memandu di depan dan menjaga di belakang. Semakin malam medan semakin terjal. Hujan membuat jalan yang kami lalui sangat licin. Jalanan naik turun dan menyempit. Ditambah malam yang semakin gelap. Kami hanya tetap berjalan mengikuti arahan.
Karena apa? Karena tahu yang dituju.
Kok percaya sama yang ngasih arahan? Karena mereka sudah berpengalaman.
Sambil menyenangkan diri saling menghibur kami berjalan hingga pukul 21 kami bertemu pantai. Segera mendirikan tenda, buat api unggun (yang errr setengah jam kemudian tersapu air pantai yang sedang pasang), sholat, kemudian tidur (dengan tidak nyamannya karena hujan dan pantai yang pasang hingga menembus tenda).
Namun, semua terbayar ketika membuka mata. Pantai di pulau tersebut saaaaangaaatt indah masya Allah. Benar-benar indah. Rasa capek dan ngantuk terbayar berkali lipat. Alhamdulillah.
***
Begitulan hidup. Tidak apa perjalanan sulit, tidak apa perjalanan gelap, tidak apa jalanan licin-terjal, yang penting tahu tujuannya akan indah. Jangan menyerah.

Postingan populer dari blog ini

Huququl Qorobah (Hak-hak Kerabat/saudara)

Catatan Ramadhan : Adabul Mu'asyaroh (Adab-adab dalam pergaulan)

#Masak : Sushi Lele